Maret 12, 2011

That Should Be Me VI

Aku hanya bisa terdiam. Aku kaget. Dan sekarang aku bingung, apa yang harus kukatakan.
“Sebentar. Izinkan aku duduk dan diam untuk memikirkan hal itu. Aku janji tak akan lama.”
“Baiklah, silakan,”.
Bingung. Hanya itu yang kutau sekarang. Apa dia tidak salah? Tapi biarlah. Apa dia serius? Atau hanya bercanda dan hanya ingin mengerjaiku saja? Aku tak akan memafkannya bila itu terjadi. Apa dia tulus? Aku sudah terlalu sering disakiti.
“Seberapa serius kau mengatakan hal tadi?” tanyaku.
“100%!”.
“Sebentar.”
Aku juga menyukaimu, Archie.
“Hmm… Aku takut kalau kau hanya main-main.”
“Astaga Reefy. Aku benar-benar ingin menjadi kekasihmu. Boleh nggak?”
“Bo-bo-leh”, gawat! Aku gugup.
“Terimakasih sayang,” dia tersenyum. Aku mau melihat senyumnya sepanjang hari.
“Sama-sama,” jawabku.
Dia mengambil bunga dan sekotak cokelat dari salah satu pelayan, menyerahkannya kepadaku. Aku menerimanya. Dan kemudian dia mengambil kue dari pelayan yang lain. Melihatnya membuatku merasakan hal yang lain, untuk menginginkan yang lebih dari dirinya. Kue itu bertuliskan “I LOVE YOU”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar