Maret 12, 2011

That Should Be Me VII


Kami mengobrol saja ditaman itu, menunggu matahari terbenam. Dan ketika matahri terbenam, kamipun pulang.
Dia mengantarku sampai kedepan pintu rumahku, dan berkata “Selamat Malam”, lalu mencium keningku. Aku hanya berkata “Iya”, dan tersenyum. Aku tersenyum sampai aku berada didalam kamarku. Membayangkan apa yang dilakukannya. Aku tak sabar ingin menceritakan semuanya kepada Martha.
***
“Martha? Martha?,” teriakku begitu sampai di ruang kelasku. Aku biarkan orang-orang memandangiku, yang penting aku senang.
“Hey,” sapa Martha.
“Aku senang. Aku baru saja jadian dengan Archie. Terimakasih karena sudah mempertemukanku dengannya, haha. Kau tahu, aku seperti orang gila seharian. Tersenyum karena membayangkan caranya menyatakan cintanya. Benar-benar indah”.
“Aku turut senang. Dimana dia sekarang? Aku akan meminta teraktiran kepadanya,” Martha tertawa senang.
“Aku belum bertemu dengannya hari ini,” memang iya. Dimana dia? Huh panjang umur dia datang.
“Selamat pagi,” sapanya kepada kami.
“Selamat pagi”.
“Hey selamat untuk kalian berdua. Ngomong-ngomong mana balas jasa buatku?” pinta Martha dengan mengulurkan tangannya dan berlagak sok pahlawan. Kutahu dia bercanda.
“Enak saja kau ini. Nanti saja hubungi aku setelah bel pulang. Kita jalan-jalan,” kata Archie.
“Asyiik! Aku tunggu,” kata Martha.
Dan Archie menatapku. Aku hanya mengeluarkan senyum andalanku.
Bel pulang sudah berbunyi.
“Ayo kita cari Archie, Reef?” ajak Martha.
“Kau duluan. Catatanku tinggal sedikit lagi.”
“Baiklah.”
Kuselesaikan dengan segera catatanku. Karena aku sangat tidak sabar ingin cepat-cepat bersenang-senang dengan kedua orang terbaikku itu. (to be continued)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar