Maret 11, 2011

Berita Inflasi

PARIS (Suara Karya) Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengungkapkan inflasi di negara-negara maju naik menjadi 1,9 persen pada Oktober dari 1,7 persen pada September, sementara perdagangan mata uang euro mengalami kemerosotan hingga dibawah 1,30 dolar kemarin.
OECD melaporkan inflasi di Amerika Serikat naik menjadi 1,2 persen dari 1,1 persen dalam 12 bulan sampai September. Angka untuk Jepang adalah 0,2 persen, sebuah perubahan arah dari minus 0,6
persen pada September.
Di Jepang, inflasi sela-ma 12 bulan positif untuk pertama kalinya selama 20 bulan, dan di Kanada harga naik pada tingkat tercepat sejak Oktober 2008.
Di 16 negara zona euro, harga menunjukkan kenaikan 1,9 persen pada Oktober dibandingkan den
gan tingkat pada Oktober tahun lalu, naik dari 1,8 persen pada September.
Hal ini persis sejalan dengan data inflasi zona euro untuk November, yang diterbitkan oleh badan statistik Uni Eropa
Eurostat pada Selasa.
Data dari Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan mencakup 30 dari 33 anggotanya.
Selama krisis ekonomi telah terjadi kekhawatiran bahwa perlambatan dan kurangnya keyakinan bisa mengubah kecenderungan untuk harga menjadi jatuh ke dalam lingkaran setan dari penurunan permintaan, pekerjaan dan harga, sebesar deflasi yang dapat menjadi berakar dan sangat merusak.
Pemicu utama kenaikan harga pada Oktober adalah kenaikan harga energi dan makanan. "Harga energi naik 6,6 persen pada Oktober dibandingkan dengan kenaikan 5,2 persen pada September, sementara harga makanan naik 2,6 persen, terhadap 2,3 persen bulan sebelumnya," kata OECD.
Jika harga energi dan pangan dikeluarkan dari data, harga naik sebesar 1,1 persen dalam 12
bulansampai Oktober, dari 1,2 persen pada September.
Di Inggris inflasi 3,2 persen setelah 3,1 persen pada September, di Kanada 2,4 persen dari 1,9 persen,
Italia 1,7 persen dari 1,6 persen, dan tetap di Perancis sebesar 1,6 persen dan di Jerman sebesar 1,3 persen.
Sementara itu, nilai mata uang euro jatuh di bawah 1,30 dolar, untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua bulan karena para investor terusresah atas meningkatnya masalah utang Eropa. Euro merosot menjadi 1,2985 dolar, dari 1,3121 dolar pada Senin.
Mata uang Eropa sebelumnya telah jatuh ke 1,2969 dolar, yang merupakan titik terendah sejak 15 September. Greenback turun terhadap mata uang Jepang menjadi 83,63 yen terhadap 84,25 yen pada Senin.
"Pasar keuangan global masih dalam mode tidak mau mengambil risiko, menguntungkan "safe haven", kelompok uang yang mencakup dolar AS, yen Jepang dan franc Swiss," kata analis Nick Bennenbroek dari Wells Fargo. iAP;K*nto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar