Maret 12, 2011

That Should Be Me IX

Seminggu lagi kami akan merayakan hari jadi kami yang kedua. Sudah dua tahun hubungan ini berjalan. Ibuku sudah sangat mengenalnya dan senang dengan sifat Archie, begitupun sebaliknya.
Setelah tahun kemarin Archie menyewa sebuah restoran hanya untuk kami berdua, lalu apalagi yang akan dia lakukan untuk tahun ini? Hal itulah yang kupikirkan sejak tadi pagi.
Sayang, jangan lupa makan siang ya. Archie baru saja mengirimkan sms. Aku sedang membantu ibuku berkemas. Ayahku akan pergi keluar kota untuk waktu yang lama. Aku akan merindukannya. Aku ceritakan hal itu kepada Archie. Dia selalu mengerti apa yang aku rasakan.
Suatu sore Archie datang kerumahku dan membawa sebuah bingkisan. “Untuk kau dan ibumu. Mana ibumu?”
“Sedang istirahat didalam. Tunggu sebentar, aku akan membuatkan kau minum. Mau jus jeruk?”
“Terserah padamu, honey.”
Aku kedalam dan membuatkan Archie minum. Setelah minuman itu selesai kubuat, aku membuka bingkisannya. Ternyata kue favorit ibuku dan aku. Semoga dengan ini, ibuku makin menyukainya.
“Terimakasih untuk kuenya, Archie.”
“Sama-sama,” dan dia meminum jus jeruk buatanku. “Aku harus segera pulang, kelihatannya akan hujan.”
“Ya, hati-hati, honey!”
“Iya.”
***
Waktu yang kunantikan akhirnya datang juga. Hari ini hari jadi kami yang kedua. Tak sabar ingin bertemu Archie dan merayakannya. Tiba-tiba kuterima sms dari Archie. Pasti ingin mengajakku keluar.
Reefy?
Aku respon sapaannya tersebut.
Maafkan aku. Dia memberi tanda bersedih diakhir kalimat itu. Dan aku tanyakan padanya maaf untuk apa.
Kita harus berpisah.
Tanpa panjang lebar aku berkata, kau pasti bercanda.
Perasaanku menjadi tidak nyaman.
Aku serius. Ibuku baru saja memintaku untuk berpisah denganmu. Dia bilang dia tak lagi suka denganmu. Dia memintaku untuk kembali menjalin hubungan dengan Raven. Aku sungguh tak mau meninggalkanmu. Aku hanya ingin denganmu, bukan Raven. Tapi apa boleh buat, dia ibuku, Reef.
Aku sedih dan juga ingin marah. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar