September 15, 2010

That Should Be Me (Seharusnya Aku) part II

Aku mengikuti Martha sampai ketempat parkir, lalu ikut masuk kedalam mobil-nya. Tiba-tiba saja aku melihat bayangan Archie dikaca spion mobil itu. Archie menyesu-aikan kecepatannya dengan kecepatan Martha. “Kenapa Archie mengikutimu? Aha! Dia mengikutimu ya, sebagai kekasih baru? “ ejekku. Martha tersenyum kecil. “Dia mengiku-tiku karena aku membawamu bodoh”. Aku bingung, “apa maksudmu?”. Martha masih ‘hanya’ tersenyum, “kau akan tahu nanti”.
***

September 10, 2010

That Should Be Me (Seharusnya Aku)

Dingin terasa menyengat tubuh ini. Akupun termenung dihadapan jendela yang berada diruang yang tak pantas kusebut kamar. Pantas saja sebenarnya untuk orang-orang yang tak seheboh diriku. Kuakui aku ini orangnya gak berlebihan, hanya sedikit. Dengan tempat tidur sekeras kayu, dan bantal yang akan membuatmu tak leluasa memutar leher pada pagi harinya, serta dinding yang akan ikut menangis saat hujan turun, apakah ini masih kau anggap kamar? Pada akhirnya kau akan sependapat denganku.
Ribuan titik air ini masih saja ingin membasahi bumi yang sudah kedinginan selama enam jam ini. Bagiku masa bodoh kapan hujan ini berakhir, karena menurutku semua ini sudah takdir.