September 10, 2010

That Should Be Me (Seharusnya Aku)

Dingin terasa menyengat tubuh ini. Akupun termenung dihadapan jendela yang berada diruang yang tak pantas kusebut kamar. Pantas saja sebenarnya untuk orang-orang yang tak seheboh diriku. Kuakui aku ini orangnya gak berlebihan, hanya sedikit. Dengan tempat tidur sekeras kayu, dan bantal yang akan membuatmu tak leluasa memutar leher pada pagi harinya, serta dinding yang akan ikut menangis saat hujan turun, apakah ini masih kau anggap kamar? Pada akhirnya kau akan sependapat denganku.
Ribuan titik air ini masih saja ingin membasahi bumi yang sudah kedinginan selama enam jam ini. Bagiku masa bodoh kapan hujan ini berakhir, karena menurutku semua ini sudah takdir.
Tiba-tiba bayangan akan dirinya muncul, Archie McFLood. Akhir-akhir ini ntah mengapa dia selalu memberi perhatian yang berlebihan kepadaku. Tapi orang lain menganggapnya wajar, wajar karena Archie kawanku. Itu kata mereka. Tapi bagiku, ini sungguh aneh.

Jumat siang, saat aku baru saja keluar dari pintu kelasku, dia muncul. “Hai Reefy, kau pulang bersama siapa? Mau aku antar?”. Tentu saja aku akan keberatan. Aku merasa canggung dengan sifatnya ini. “Sepertinya aku akan pulang bersama Martha,” jawabku agak sedikit cuek. “Baiklah”, hanya itu katanya sebelum dia pergi meninggal-kanku pergi ketempat mobilnya berada. Tak lama kemudian aku berjumpa dengan Martha.
“Hai Mar!”
“Hai, pulang bersama?”
“Tentu saja,” jawabku lalu tersenyum.
Martha Lange adalah kawan terbaik selama satu tahun lebih aku berada diseko-lah ini. Dialah tempatku mengadu jika aku ada problem. (baca entri selanjutnya ya)

1 komentar: